Minggu, 08 Juli 2012

CATATAN DIRIKU



aku lahir tahun 1990 .. dilahirkan oleh seorang IBU yg sngat gigih dan sangat sbar dan sangat luar biasa bagi aku.. disamping ia harus merawat ayah ku yg saat kelahiran ku mengalami kecelakaan .. ibuku memegang bayiku didalam pelukanku sambil memegang 3 anak ny juga yaitu 3 kakak perempuan ku.. 2 kakak aku sama ibuku.. 1 kakak aku tinggal di tempat nenek aku.. dlm keadaan yg sangat susah ,, ibu ku begitu sbar.. alhmdulillah aku diberikan oleh ibuku air susunya full .. smpai aku berumur 2 tahun .. dibawa kesana.. kesini.. pindah sana..pindah sini.. maklum org susah pasti banyak yaang tak suka.. dengan keimanan yg ada didlm hati Ny.,ibuku tetep yakin ALLah itu adil ..Allah berikan ini smua bukan utk menzalimi dirinya.. tapi malah memberikan suatu ujian utk naik tingkat yg lebih tinggi lagi .. ayah ku yg masih koma dlm perawatan rumah sakit ibuku pastiny sgt lah repot.. merawat 2 anak perempuan dan satu anak laki2 yaitu aku.. disaat2 yang sulit itu.. ada penawaran2 yg dtg kepdany. yg menguji kecintaan dia terhadap Ku.. anak laki2 pertama ny.. aku lahir diantara 3 kakak aku. pastinya kehadiran anak laki2 sgtlah di inginkan seorang ibu yg sudah melahirkan 3 anak perempun berturut2.. tapi disaat itu juga.. penawaran dtg dari seorang komandan ayah ku yg tidak punya anak laki2 yg ingin mengangkat aku jdi anak ny. tp dengan tegas ibuku menolak. krn ibuku sgt sayang ama aku. susah senangnya ia tetp akan memegang erat aku.. ia korbankan smua yg ada pda diriny utk aku anak2nya... smua itu berlalu.. aku sudah berumur 11 tahun.. adik aku cowok 2 .. kami 3 cwek diatas.. 3 ccwok dibwah smua.. jdi kakak kami 3.. aku anak cwok paling besar.. ketika berumur 11 tahun.. aku kelas 6 sD .. ayah ku diipanggil ALLah diumur 40 an tahun .. masih begitu muda itu ada hikmah yg sgt besar dari ALLah kpda keliuarga aku.. ibuku begitu terisak2 dan sgt terpukul ats kepergian org yg sgt dicintai ny di dunia ini. ayah ku meninggalkan 6 anak.. dan 5 diantaranya masih bersekolah .. dan 1 anak masih umur 5 tahun .. 2 SMA..1 SMP dan 2 SD.. .. temen ayah ku yang perempuan bertanya kpda ibu ku ketika ketemu di kantor ayahku.. berapa anakmu saat ditinggal suami mu skrng?? ibuku menjwab.. 6 buk.. masih pda sekolah 5 org.. .. ibuk2 itu menjwab.. waduh .. klw aku jdi kamu.. bisa gila aku.. ditinggal suami dlm keadaan2 yg sangat sngt sulit sperti itu.. ibuku tersnyum dngn ketegaran dirinya. ia snyum karena Iman dlam hatiny itu ada.. ia tersenyum karena iy meyakini ALLah itu adil .. ia tersenyum karena emg Indahny syurga itu diraih dengan suatu hal yang pahit.. klw tidak ada pahit.. tidak akan ada manis.. ketika aku skrng berumur 20 tahun.. kakak aku sudah menikah.. adik aku tiinggal 1 org yg sekolah.. waktu sudah berlalu begitu cepat.. toh alhmdulillah ibuku bisa menyelesaikan smuanya sekolah dan memberi makan anak2nya yang 6 itu dgn keadaan baik.. ALLah itu ada.. dan benar2 tidak pernah tidur.. ia itu adil.. ia itu maha segalanya.. ALLah itu menjadikan suatu hal yang sukar menjadi mudah.. ALLah itu menjadikan suatu hal yang gk mungkin mnjadi mungkin.. aku kagum ama ibuku. aku sayang bgt ama ibuku aku cinta bgt ama ibuku dia yg selalu menceritakan aku cerita2 sahabat nabi muhammad ketika aku mau tidur saat2 aku kecil..( akibat dari ilmu yg diberikanny padaku. aku jadi senyum2 aja ketika pelajaran agama.. apalagi ketika guru agama ku bercerita tentang kisah2 shabat .. atau ksah2 para nabi. . dalam hatiku.. ini kan udah di ceritakan ibuku beberapa waktu yg lalu ??? )) dia yg selalu melibas badan ku ketika aku tidak shalat.. dan smpai skrng aku selalu resah ketika aku ninggalkn shalat. bukan karena aku takut karena libasan tali pinggang nya.. bukan karena aku takut dimarahi olehnya karena aku sudah disadarkan ny bahwa Shalat itu kewajiban ku yg harus ku laksanakan... skrng .. aku sudah melangkah di negeri org.. skrg aku punya kerjaan yg gak mudah.. skrng giliran aku yg harus berjuang utk hidup aku.. berjuang utk tidak susah kan orang tuaku.. mengemis pda org tuaku di umurku yg 20 tahun sejak tamat smA aku tidak tega meminta kuliah kpda ibuku.. aku gk mw dia terbebani oleh biaya kuliah ku aku putuskan aku cari kerja utk aku kuliah .. ketika mataku terarah kesana.. kearah mereka2.. teman2 aku... ada suatu bisikan dalam hatiku terhadap mereka.. " enak bgt ya mereka. ada ayah yg sgt mendukung mereka.. merelakan biaya berapapun utk mereka.. mereka tinggal belajar doang.. gk perlu cari2 uang utk biaya kuliah .. ongkos kuliah atau lain2nya.. " tapi aku tersentak.. hust... ALLah itu adil bro.. dlm hatiku mensupport sndiri diriku... ALLah berikan itu karena ALLah ingin melihat kualitas mu.. pejuang itu kan dibilang pejuang karena dia sudah berperang.. pahlawan juga..dibilang pahlawan karena dia sudah berperang..membela sesuatu kaum... intinya ujian itu buat kamu menjadi naik tingkat.. sperti ujian yg ALLah kasih ke ibumu saat2 sulit dulu.. tapi kadang dalm hatku yg penuh dengan keletihan dan kelelahan berusha utk masa dpan.. ada perasaan sedih.. sedih dan sedih.. mw nangis.. nangis.. karena aku merasa kesulitan mendapatkn itu.. ada perasaan ingin mengadu.. tapi aku gk mw ngadu ke ibu. ada perasaan ingin bersimpuh kpda manusia. tp aku malu dibilang cengeng.. yah kepda ALLah aku sering nangis.. kpda ALLah aku sering mengadukan hidupku . tapi ketika aku membaca suatu kisah Rasulullah.. aku ini gak ada apa2nya .. masih begitu kecil perjuangan yg aku buat ini.. ibaratny masih se upil perjuangan aku ini. kisah2 itu membuat aku termotivasi tapi di kesemua itu . aku yakini.. kualitas diriku .. ALLah tahu kemampuan aku.. ALLah tahu aku bisa sperti mereka.. ALLah tahu kpabilitas aku.. ALLah tahu,, smua tentang aku.. aku harus mengubah cara pandang aku .. aku harus mengubah arah pandangan ku.. ada kalany harta yg bnyak itu sgt membuat derajat mereka tinggi. tapi tak selamanya harta yg banyak yg mereka miliki itu membuat derajt mereka tinggi .. aku harus meyakini..dn mengubah cara pandang aku.. mereka itu tinggi dimata ku atau dimata ALLah ?? mereka itu tinggi di mata manusia atau dimata Tuhannya ?? sebenarny hal itu yang harus ku tanamkan dalam hatiku...

Kamis, 28 Juni 2012

Selasa, 26 Juni 2012

Pejuang Amerika Yg Syahid Di Tanah Palestin


Rachel Aliene Corrie In Memoriam 1979-2003...

Tanggal 16 Maret kemarin, genap enam tahun kematian Rachel Corrie, mahasiswi dan aktivis kemanusiaan asal Olympia, Washington, Amerika Serikat. Ia datang ke Jalur Gaza bersama para aktivis lainnya yang tergabung dalam International Solidarity Movement (ISM). Corrie adalah bagian dari kisah kekejaman pasukan Zionis Israel di Palestina. Corrie masih berusia 23 tahun ketika tentara Zionis Israel melindasnya dengan buldoser buatan perusahaan Caterpillar hingga ia tewas. Peristiwa itu terjadi pada 16 Maret 2003- beberapa hari sebelum serangan AS ke Irak-di Rafah, ketika Corrie berusaha menghalang-halangi pasukan Zionis yang ingin menghancurkan sebuah rumah milik warga Palestina. Saksi mata mengatakan, sopir buldoser Israel sengaja melindas Corrie karena saat itu posisi Corrie terlihat jelas dan mengenakan jaket warna oranye menyala. Namun laporan militer Israel yang dirilis pada bulan Juni 2003 menyebutkan apa yang terjadi pada Corrie adalah “kecelakaan”. Organisasi-organisasi hak manusia mengkritik laporan tersebut dan menyebutnya sebagai “laporan yang menipu”. Setahun kemudian, kepala staff Menlu AS ( waktu itu dijabat Collin Powell) Kolonel Lawrence Wilkerson mengatakan pada orangtua Corrie bahwa hasil investigasi militer Israel “tidak kredibel, tidak menyeluruh dan tidak transparan.” Orang tua Corrie lalu mengajukan gugatan hukum terhadap negara Israel, Militer Israel dan perusahaan Caterpillar-perusahaan yang mengekspor kendaraan-kendaraan berat ke Israel-pada tahun 2005 atas kematian puterinya. Namun pengadilan Federal menolak gugatan itu pada tahun 2007, terutama gugatan terhadap perusahaan Caterpillar dengan alasan mereka tidak bisa menuntut perusahaan yang berbasis di Illinois itu atau menuntut Israel sebagai negara karena hal itu mengharuskan mereka untuk mengeluarkan putusan hukum terkait kebijakan luar negeri AS yang sudah ditetapkan Gedung Putih. Dalam putusannya, tiga hakim dalam pengadilan tersebut mengatakan bahwa gugatan orangtua Corrie tidak bisa diproses lebih lanjut secara hukum. Karena jika dilanjutkan, sama artinya pengadilan harus mempertanyakan secara implisit, bahkan mengecam kebijakan luar negeri AS terhadap Israel. Naima Shayer, warga Palestina yang bersahabat dengan Corrie mengungkapkan kenangannya tentang Corrie. Waktu itu, Corrie sudah tinggal bersama keluarga Naima selama 23 hari. Naima tahu berita kematian Corrie dari keponakan perempuannya. Ia masih tak percaya karena beberapa jam sebelumnya, Corrie masih segar bugar dan mencium Naima berkali- kali sambil mengucapkan selamat tinggal. Naima tidak berfirasat buruk karena Corrie memang sering bersikap seperti itu. Tapi ketika ia menyaksikan berita kematian Corrie di televisi karena dilindas buldoser Israel. Barulah ia percaya. Naima dan keluarga hanya bisa menangis. “Dia sangat baik pada kami. Dia sudah kami anggap sebagai keluarga kami sendiri,” kata Naima mengenang Corrie. Hari ini, para aktivis ISM di kota Rafah memperingati enam tahun kematian Corrie dengan menerbangkan layang-layang. Satu layang-layang diterbangkan untuk memperingati kematian Corrie dan 14 layang-layang diterbangkan untuk menghormati sekitar 1.400 warga Gaza yang menjadi korban agresi brutal Israel bulan Januari kemarin.Rachel Corrie Jika Anda bertanya, ”Siapa dia?” Jawabnya: Dia gadis cantik, muda, energik dan mempesona. Lahir dan besar di tengah keluarga Kristen, di Olympia, Washington, Amerika Serikat. Beberapa hari sebelum kematiannya, sebuah Koran harian di Inggris memajang fotonya yang berjilbab di kolom Head line; ketika pertengahan Februari 2003, dia dan pegiat kemanusiaan anti- penjajahan berdemonstrasi di Tepi Barat, lalu di jalur Gaza Palestina, menentang pemugaran paksa rumah-rumah penduduk Palestina oleh militer Israel. Aktivis-aktivis gereja berbangga karena Rachel lahir sebagai Kristiani yang konsisten berjuang sejak Olympia, Rusia, hingga Palestina. Orang-orang Yahudi menjadikannya sebagai penyambung lidah mereka, bahwa mereka tak setuju dengan pendirian rezim Zionis, Israel. Kaum Muslim, terutama warga Tepi Barat, Palestina, menegaskan bahwa Rachel Corrie belajar bahasa Arab, belajar membaca al- Quran sebelum dilindas Buldozer Israel dan mempersembahkan jiwanya untuk tegaknya keadilan. Lazimnya, seorang anak, apalagi perempuan, mendapat warna orang tua dalam memilih ”dunianya.” Berbeda dengan Rachel Corrie, justru pengaruhnya teramat besar bagi kedua orang tua, saudara, serta kawan- kawannya. Rachel Corrie telah mencipta ”atmosfer keluarga” dengan nafas cinta kemanusiaan. Semula, keluarga, terutama mama Rachel menghendakinya urungkan niat berangkat ke Palestina. Tapi, Rachel menjawab singkat, ”Ma, telah kukemasi barang-barang yang kubutuhkan di sana (Palestina).” Sekarang seluruh keluarga Rachel menjadi penggiat lingkungan-hijau yang anti-fasis, anti-penjajahan, dan anti-rasisme. Tak berhenti sampai di situ. Setelah kematiannya, pengaruh Rachel semakin kuat. Sekuat cita- citanya, rachel menggurat pena. Tulisannya menjadi inti api yang memantik lentera-lentera di berbagai penjuru dunia untuk memberi tahu; ada cinta Tuhan di setiap jiwa manusia. ”Inilah titik temu setiap insan. Maka dengan cinta-Nya, gelarlah permadani cinta untuk menari seirama gendang cinta,” ujar Rachel. Naskah catatan harian Rachel Corrie dipentaskan di berbagai Negara; Inggris, Jerman, Italia, Amerika Serikat dan lainnya. Ini bukti bahwa Buldozer Caterpilar D-9 Israel yang mengupas kulit kepala dan meremukkan tulang punggung Rachel tak mampu membungkam suara keadilan yang diujar gadis Olympia itu. Rachel tetap hidup, terutama di sanubari para pecinta keadilan, kedamaian dan kebenaran. Rachel menegaskan jati diri sebagai penulis dan pelukis. Ada ”warna cerah” dalam tulisannya. Ada haru yang ”gagah” di bait-bait essaynya. Ada canda di gambar- gambarnya. Di puisinya, ada kata yang menari, lalu mencambuk, seperti petir melecut mengakhiri mimpi panjang para pengantuk. Kemudian, ada mata menitikkan bulir-bulir bening saat membaca catatan-catatannya.Bila kata terujar mulutku tak berarti, biarkan ia mengambang sesaat di udara. Kan kujadikan itu kata-kata canda menghibur hingga kelak kucipta kalimat bermakna mengitarinya. Kumau terbang melayang untuk berkibar…. Beri aku jedah waktu, jangan komentari… Biarkanku menari, mengitari kelopak bunga lily. Kemudian melesat bagai air mancur, terbang menyertai kata- kataku yang tak berarti itu. Kalimat-kalimat ini adalah petikan salah satu catatannya. Kuat dan inspiratif. Seperti penegasannya, ”Beri aku jedah waktu, jangan komentari…” betapa dia sangat menghargai proses menjadi manusia. Dia yakin, tak ada yang sia-sia dari setiap imajinasi yang terujar merdeka. Imajinasi Merdeka. Ia adalah racikan rasio dan rasa. Hasilnya adalah kekuatan tak tertakar. Ia sublim bersama pemiliknya sebagai energi hidup dan kehidupan. Saat menjelma sebagai tulisan, ia mencabar setiap pembaca waras. Ketika mewujud dalam perilaku, imajinasi merdeka adalah “pijar matahari” membakar setiap sudut gelap penghambat kemanusiaan. Rachel Corrie, mengabadikan cita- cita cinta dan kemanusiaannya melalui catatan-catatan hariannya. Semua tulisan dan gambarnya ”berbicara” lugas dan berenergi. Dia beritahu dunia, bagaimana cara menjadi manusia. Dengan akal sehat, lalu kata yang waras, tulisan yang hidup, tindakan yang benar, semua telah dilakukan Rachel, di Palestina. Rachel Corrie. Sejak Olympia Movement for Justice and Peace (OMJP), Olympians for Peace in the Middle East (OPME), Students Educating Students about the Middle East (SESAME), Olympia Fellowship of Reconciliation (FOR) hingga International Solidarity Movement (ISM) disuplai energi kemanusiaan olehnya untuk meneriakkan kata “Merdeka!” Karena penjajahan yang diprakarsai negaranya (AS), Inggris dan Negara-negara Eropa masih berlangsung di hampir setiap sudut bumi ini. Dengan pilihan merdeka, Rachel Corrie pergi ke Palestina. Rachel mempelajari isu tak masuk akal Palestina yang berhembus ke telinga dunia dengan kata “konflik” Palestina-Israel. Akhirnya dia dapati kenyataan bahwa Israel menjajah Palestina sejak lebih setengah abad lampau. “Rachel, untuk pergi ke Palestina, kewajibankah? Tak seorangpun menyalahkanmu untuk mengurungkan niat itu,” ujar Mama Rachel. Rachel menjawab pasti, “Barang-barang sudah kukemas. Rasa takut itu manusiawi. Tapi kupikir, melakukannya tak mustahil. Harus kucoba, Mam.” Seatraktif apapun bujukan keluarganya, niat Rachel tak tergoyahkan. Tekad telah bulat, “Goodbye Olympia…” Januari 2003. Rachel berangkat ke Israel untuk transit ke Tepi Barat. Setibanya di tanah para pengungsi itu, dia langsung bergabung bersama insan internasionalis (dari Inggris, Jerman, Itali dll) di International Solidarity Movement (ISM); wadah para pegiat kemanusiaan anti penjajahan. Pergerakan ini hanya memiliki dua syarat partisipasi: Pertama, pegiatnya yakin bahwa bangsa Palestina berhak merdeka berdasarkan hukum internasional dan resolusi PBB. Kedua, pegiatnya hanya menggunakan cara tanpa kekerasan untuk memperjuangkan kemerdekaan bangsa Palestina. Ketika tiba di Rafah, Rachel saksikan tank, bulldozer, menara- menara sniper dan pos-pos penggeledahan Israel bertengger di antara puing-puing bekas pemukiman penduduk Gaza. Tembok baja raksasa dibangun di reruntuhan dekat perbatasan Mesir. Matanya menyapu sekeliling; tampak orang-orang Palestina bertahan, meski penindasan terus berlangsung. Wajah-wajah lusuh itu menjalani hidup serba kekurangan, menderita dan menunggu giliran direnggut maut. Itulah kisah jejakan pertama Rachel di bumi Palestina, seperti yang dikisahkan Craig Corrie, Mama Rachel Corrie.Rachel abstraksikan bahaya di daratan gersang itu. Debam-debam ledakan nyaris tak berjedah diselingi suara peluru-peluru yang dimuntahkan. Sesekali jerit ketakutan penduduk samar terdengar. “Bisakah kau dengar itu…? Bisakah kau dengar itu…?” ujar Rachel terbata-bata saat pertama kali menelepon mamanya dari rumah seorang Palestina tempat dia tinggal. Di Rafah, Rachel dan penggiat kemanusiaan lainnya menjadi benteng hidup, berdiri mengelilingi pekerja air kota Palestina yang menggali sumur. Dia hadang moncong laras panjang sniper- sniper militer Israel yang berada di menara benteng. Desir angin panas membahanakan deru misil-misil, tak hanya di Palestina, tapi ke seantero jagad. Rachel dan rekan-rekan terus berdiri mengelilingi sumur-sumur yang sedang digali para pekerja hingga lewat tengah malam. Demi setetes air agar basahi tenggorokan pengungsi Palestina yang terkurung sejak lama di bui Gaza. Hanya itu satu-satunya cara, setelah kebun zaitun penduduk Palestina dilindas buldoser-buldoser tentara IDF (tentara pertahanan Israel), setelah tentara-tentara Israel menimbun sumur-sumur dengan puing-puing rumah penduduk. Rachel mengasuh bocah yatim massal Palestina dalam naungan Children’s Parliament. Merekalah yang memantapkan kedewasaan Rachel. Melalui mereka, Rachel bisa berbahasa Arab. Melalui Rachel mereka berkenalan dengan bahasa Inggris. Meski berada dalam situasi gawat di Rafah, Rachel dan kawan-kawan sempat berdemonstrasi menentang militer AS yang meluluhlantak Irak pada 15 Februari 2003. “Ini salah satu tragedi terbesar dalam sejarah,” tutur Rachel. Kampung halaman: Olympia atau Gaza? Di mata Rachel sama pentingnya. Rachel menjadi tambang yang menyimpul komitmen persaudaraan Gaza-Olympia. Wanita, anak-anak bergabung dalam pekan raya persaudaraan prakarsa Rachel itu. Rachel menghadang tentara IDF yang hobi meluluhlantak pemukiman penduduk Palestina terutama Gaza. Rachel sengaja menghuni rumah penduduk yang menjadi incaran buldoser-buldoser Zionis-Israel. Rachel sadar, hak hidup merdeka milik semua bangsa, termasuk bangsa Palestina. Ya, Rachel tahu, hukum internasional harusnya melindungi ribuan orang di Rafah, Jalur Gaza. Tak ada hak siapapun untuk memusnahkan bangsa lain, apapun dalihnya, termasuk dalih pendirian negara ilegal Israel dan perluasan wilayahnya oleh IDF dengan membasmi penduduk di daratan berbatasan Mesir itu. 16 Maret 2003. Bersama tujuh pejuang internasional kemanusiaan dari Amerika dan Inggris, Rachel rela menjadi benteng hidup agar sisa rumah-rumah warga Palestina selamat dari serudukan buldoser Caterpillar D-9R milik tentara Israel. Rachel dan aktivis ISM lainnya yakin, bangsa Palestina berhak hidup aman di rumah mereka, di sekolah bahkan di dalam bis. Rachel berprinsip; penjajahan Israel atas bangsa Palestina harus berakhir secepatnya. Pembantaian tak pernah dilakukan orang-orang beradab, apalagi dengan dalih perluasan wilayah. “Mungkin aksi damai efektif sebagai solusi hingga terhenti pembantaian orang-orang Palestina. Sebagaimana penduduk Amerika dan seluruh dunia bisa hidup merdeka, demikian Palestina,” tutur Rachel. 16 Maret 2003. Bersama tujuh pejuang internasional kemanusiaan dari Amerika dan Inggris, Rachel rela menjadi benteng hidup agar sisa rumah-rumah warga Palestina selamat dari serudukan buldoser Caterpillar D-9R milik tentara Israel. Rachel dan aktivis ISM lainnya yakin, bangsa Palestina berhak hidup aman di rumah mereka, di sekolah bahkan di dalam bis. Rachel berprinsip; penjajahan Israel atas bangsa Palestina harus berakhir secepatnya. Pembantaian tak pernah dilakukan orang-orang beradab, apalagi dengan dalih perluasan wilayah. “Mungkin aksi damai efektif sebagai solusi hingga terhenti pembantaian orang-orang Palestina. Sebagaimana penduduk Amerika dan seluruh dunia bisa hidup merdeka, demikian Palestina,” tutur Rachel. 16 Maret 2003. Dua bulldoser dan tank-tank Israel melaju kencang di jalanan Hi Salam, Rafah, Jalur Gaza, perbatasan Mesir menuju rumah-rumah penduduk Palestina. Satu buldoser dikendarai operator, dipandu seorang tentara yang berhenti tepat di depan rumah Nasrallah, salah satu keluarga di Rafah. Sudah beberapa hari Rachel tinggal di dalamnya. Bukan sekedar menumpang tidur, tapi Rachel sengaja menghendaki tentara IDF mengurungkan niat membongkar rumah itu karena keberadaannya. Juga, Rachel menegaskan tekadnya untuk bersama warga Palestina memperjuangkan kemerdekaan. Kesan seram ini dipotret Rachel melalui e-mail yang dikirim kepada Mamanya: Dua kamar depan rumah mereka tak dapat digunakan. Dinding-dindingnya hancur ditembus peluru Israel. Seluruh anggota keluarga; tiga anak dan dua pasang suami istri tidur di ruang tengah. Aku tidur di lantai bersama anak perempuannya, Iman dalam satu selimut. Sekitar jam 5 sore, buldoser meraung-raung meminta tumbal. Saat melintas, rantai roda baja itu menyemburkan onggokan tanah kering hingga menimpuk aktivis- aktivis yang menjadi benteng hidup rumah warga Gaza itu. Seorang aktivis Amerika terlempar berguling-guling sebelum akhirnya tersangkut di kawat berduri dan seorang aktivis Inggris terjepit dinding. Buldoser D9R Israel siap melindas rumah itu, Rachel bergegas lari menghampiri. Dia tahu, keluarga Nasrallah berada di dalamnya. Dia hadang buldoser itu selayak Polantas menghentikan mobil di jalan raya. Aksi ini biasa dilakukan aktivis ISM sebelumnya. Buldoser Israel tak berhenti. Aktivis-aktivis ISM lain menjerit histeris melambai-melambaikan tangan. Mereka ketakutan. Raungan buldoser menindih semua suara. Melihat D-9R semakin bergairah menyeruduk, Rachel berupaya memanjat gundukan tanah yang dikeruk pisau buldoser agar tak tertelan. Posisi Rachel di atas gundukan itu cukup tinggi, pasti tentara IDF yang mengoperasikan kendaraan baja itu melihatnya. Tapi serdadu itu tetap tancap gas. Rachel terbanting kemudian terseret pisau Bulldozer. D9R terus melaju. Rantai-rantai baja bergemeretak melindas Rachel, kemudian mundur. Tersisa tubuh hancur Sang gadis Olympia. Teman-teman Rachel bergegas menghampiri. Rachel masih hidup kala itu. Dia sempat berkata, “Sepertinya punggungku remuk.’’ Tak lama ambulan Palestina datang. Saat itu dipastikan tiada harapan hidup bagi Rachel. Gadis berambut pirang itu dinyatakan meninggal beberapa saat setelah tiba di rumah sakit lokal. Sayang, Rachel Corrie berada di pihak yang “salah.” Dia mati dilindas buldoser Israel. Karena alasan itulah pemerintahnya (Amerika Serikat) mendiamkan dan menghentikan kasusnya. Rachel Corrie, abadilah namamu sebagai pejuang kemanusiaan. Engkaulah energi hidup yang menghidupkan. * Kumpulan catatan Rachel Corrie sejak Rusia hingga Palestina berikut reportasenya selama di Gaza pada akhir 2002 dan 2003 diabadikan dalam sebuah buku berjudul : "LET ME STAND ALONE": Goresan Pena Gadis Amerika yang Dilindas Buldoser Israel Hidup-hidup di Palestina. 

Senin, 25 Juni 2012

Hati Ayah itu sgt lah baik , walau ia di nomor dua kan



Buat para cewek neh !!


DIBALIK HATI SEORANG AYAH ,.

Biasanya, bagi
seorang anak
perempuan yang sudah dewasa, yang
sedang bekerja
diperantauan, yang
ikut suaminya
merantau di luar
kota atau luar negeri, yang sedang
bersekolah atau
kuliah jauh dari
kedua orang
tuanya.....
Akan sering merasa kangen sekali
dengan Mamanya.
Lalu bagaimana
dengan Ayah?
Mungkin karena
Mama lebih sering menelepon untuk
menanyakan
keadaanmu setiap
hari,
tapi tahukah kamu,
jika ternyata Ayah- lah yang
mengingatkan Mama
untuk menelponmu?
Mungkin dulu
sewaktu kamu kecil,
Mama-lah yang lebih sering mengajakmu
bercerita atau
berdongeng,
tapi tahukah kamu,
bahwa sepulang
Ayah bekerja dan dengan wajah lelah
Ayah selalu
menanyakan pada
Mama tentang
kabarmu dan apa
yang kau lakukan seharian?
Pada saat dirimu
masih seorang anak
perempuan kecil......
Ayah biasanya
mengajari putri kecilnya naik sepeda.
Dan setelah Ayah
mengganggapmu
bisa, Ayah akan
melepaskan roda
bantu di sepedamu... Kemudian Mama
bilang : "Jangan dulu
Ayah, jangan dilepas
dulu roda
bantunya" ,
Mama takut putri manisnya terjatuh
lalu terluka....
Tapi sadarkah kamu?
Bahwa Ayah dengan
yakin akan
membiarkanmu, menatapmu, dan
menjagamu
mengayuh sepeda
dengan seksama
karena dia tahu putri
kecilnya PASTI BISA. Pada saat kamu
menangis merengek
meminta boneka
atau mainan yang
baru, Mama
menatapmu iba. Tetapi Ayah akan
mengatakan dengan
tegas : "Boleh, kita
beli nanti, tapi tidak
sekarang"
Tahukah kamu, Ayah melakukan itu
karena Ayah tidak
ingin kamu menjadi
anak yang manja
dengan semua
tuntutan yang selalu dapat dipenuhi?
Saat kamu sakit
pilek, Ayah yang
terlalu khawatir
sampai kadang
sedikit membentak dengan berkata :
"Sudah di bilang!
kamu jangan minum
air dingin!".
Berbeda dengan
Mama yang memperhatikan dan
menasihatimu
dengan lembut.
Ketahuilah, saat itu
Ayah benar-benar
mengkhawatirkan keadaanmu.
Ketika kamu sudah
beranjak remaja....
Kamu mulai
menuntut pada
Ayah untuk dapat izin keluar malam,
dan Ayah bersikap
tegas dan
mengatakan: "Tidak
boleh!".
Tahukah kamu, bahwa Ayah
melakukan itu
untuk menjagamu?
Karena bagi Ayah,
kamu adalah sesuatu
yang sangat - sangat luar biasa berharga..
Setelah itu kamu
marah pada Ayah,
dan masuk ke kamar
sambil membanting
pintu... Dan yang datang
mengetok pintu dan
membujukmu agar
tidak marah adalah
Mama....
Tahukah kamu, bahwa saat itu Ayah
memejamkan
matanya dan
menahan gejolak
dalam batinnya,
Bahwa Ayah sangat ingin mengikuti
keinginanmu, Tapi
lagi-lagi dia HARUS
menjagamu?
Ketika saat seorang
cowok mulai sering menelponmu, atau
bahkan datang ke
rumah untuk
menemuimu, Ayah
akan memasang
wajah paling cool sedunia.... :')
Ayah sesekali
menguping atau
mengintip saat kamu
sedang ngobrol
berdua di ruang tamu..
Sadarkah kamu,
kalau hati Ayah
merasa cemburu?
Saat kamu mulai
lebih dipercaya, dan Ayah melonggarkan
sedikit peraturan
untuk keluar rumah
untukmu, kamu
akan memaksa
untuk melanggar jam malamnya.
Maka yang
dilakukan Ayah
adalah duduk di
ruang tamu, dan
menunggumu pulang dengan hati
yang sangat
khawatir...
Dan setelah perasaan
khawatir itu
berlarut - larut... Ketika melihat putri
kecilnya pulang larut
malam hati Ayah
akan mengeras dan
Ayah
memarahimu.. . Sadarkah kamu,
bahwa ini karena hal
yang di sangat
ditakuti Ayah akan
segera datang?
"Bahwa putri kecilnya akan segera
pergi meninggalkan
Ayah"
Setelah lulus SMA,
Ayah akan sedikit
memaksamu untuk menjadi seorang
Dokter atau
Insinyur.
Ketahuilah, bahwa
seluruh paksaan
yang dilakukan Ayah itu semata -
mata hanya karena
memikirkan masa
depanmu nanti...
Tapi toh Ayah tetap
tersenyum dan mendukungmu saat
pilihanmu tidak
sesuai dengan
keinginan Ayah
Ketika kamu
menjadi gadis dewasa....
Dan kamu harus
pergi kuliah dikota
lain...
Ayah harus
melepasmu di bandara.
Tahukah kamu
bahwa badan Ayah
terasa kaku untuk
memelukmu?
Ayah hanya tersenyum sambil
memberi nasehat ini
- itu, dan
menyuruhmu untuk
berhati-hati. .
Padahal Ayah ingin sekali menangis
seperti Mama dan
memelukmu erat-
erat.
Yang Ayah lakukan
hanya menghapus sedikit air mata di
sudut matanya, dan
menepuk pundakmu
berkata "Jaga dirimu
baik-baik ya
sayang". Ayah melakukan itu
semua agar kamu
KUAT...kuat untuk
pergi dan menjadi
dewasa.
Disaat kamu butuh uang untuk
membiayai uang
semester dan
kehidupanmu, orang
pertama yang
mengerutkan kening adalah Ayah.
Ayah pasti berusaha
keras mencari jalan
agar anaknya bisa
merasa sama dengan
teman-temannya yang lain.
Ketika
permintaanmu
bukan lagi sekedar
meminta boneka
baru, dan Ayah tahu ia tidak bisa
memberikan yang
kamu inginkan...
Kata-kata yang
keluar dari mulut
Ayah adalah : "Tidak.... Tidak bisa!"
Padahal dalam batin
Ayah, Ia sangat
ingin mengatakan
"Iya sayang, nanti
Ayah belikan untukmu".
Tahukah kamu
bahwa pada saat itu
Ayah merasa gagal
membuat anaknya
tersenyum? Saatnya kamu
diwisuda sebagai
seorang sarjana.
Ayah adalah orang
pertama yang berdiri
dan memberi tepuk tangan untukmu.
Ayah akan
tersenyum dengan
bangga dan puas
melihat "putri
kecilnya yang tidak manja berhasil
tumbuh dewasa, dan
telah menjadi
seseorang"
Sampai saat seorang
teman Lelakimu datang ke rumah
dan meminta izin
pada Ayah untuk
mengambilmu
darinya.
Ayah akan sangat berhati-hati
memberikan izin..
Karena Ayah tahu.....
Bahwa lelaki itulah
yang akan
menggantikan posisinya nanti.
Dan akhirnya....
Saat Ayah
melihatmu duduk di
Panggung Pelaminan
bersama seseorang Lelaki yang di
anggapnya pantas
menggantikannya,
Ayah pun
tersenyum
bahagia.... Apakah kamu
mengetahui, di hari
yang bahagia itu
Ayah pergi
kebelakang
panggung sebentar, dan menangis?
Ayah menangis
karena ayah sangat
berbahagia,
kemudian Ayah
berdoa.... Dalam lirih doanya
kepada Tuhan, Ayah
berkata: "Ya Allah
tugasku telah selesai
dengan baik....
Putri kecilku yang lucu dan kucintai
telah menjadi wanita
yang cantik....
Bahagiakanlah ia
bersama suaminya..."
Setelah itu Ayah hanya bisa
menunggu
kedatanganmu
bersama cucu-
cucunya yang
sesekali datang untuk menjenguk...
Dengan rambut yang
telah dan semakin
memutih....
Dan badan serta
lengan yang tak lagi kuat untuk
menjagamu dari
bahaya....
Ayah telah
menyelesaikan
tugasnya.... Ayah, papa Bapak,
atau Abah kita...
Adalah sosok yang
harus selalu terlihat
kuat...
Bahkan ketika dia tidak kuat untuk
tidak menangis...
Dia harus terlihat
tegas bahkan saat
dia ingin
memanjakanmu. . Dan dia adalah yang
orang pertama yang
selalu yakin bahwa
"KAMU BISA" dalam
segala hal..
Ayah... your the best !!! :)